Jokowi Marah Ancam Reshuffle Kabinet, Begini Komentar Yunarto
BACA JUGA:
![]() |
Jokowi saat menyampaikan arahan dalam sidang kabinet
paripurna, di Istana Negara tanggal 18 Juni 2020. [Sekretariat Presiden] |
Netizentalk.id - Ancaman reshuffle terhadap menteri Kabinet Indonesia Maju
yang dilontarkan Presiden Jokowi tak pelak memantik banyak pihak. Salah satunya
Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya.
Menurut Yunarto, ancaman tersebut merupakan sikap yang tak
biasa dari Jokowi. Yunarto Wijaya mengklaim Jokowi jarang memberikan kode
seekslipisit dan sekeras itu.
Dalam kicauannya seperti dikutip Netizentalk.id, Senin
(29/6/2020), Yunarto juga menuliskan tidak menutup kemungkinan reshuffle
terjadi sebelum pidato 16 Agustus 2020.
"Jarang-jarang loh JKW kasih kodenya se-eksplisit dan
sekeras ini. Bisa-bisa sebelum pidato 16 agustus ini kejadian," cuit
Yunarto sembari membagikan tautan video arahan tegas Jokowi.
Yang paling menarik dari ancaman Jokowi itu, menurut
Yunarto, Sekretariat Kabinet malah memutuskan untuk merilis rekaman video
tersebut ke publik.
"Marah yang disimpan internal dengan yang dibuka ke
publik, ya jelas beda maknanya," cuit Yunarto sambil menyisipkan tanda
pagar (tagar) #analisissoktau.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo a.k.a Jokowi memperingatkan para menteri Kabinet Indonesia Maju yang masih bekerja biasa-biasa saja saat pandemi covid-19, untuk mengubah cara kerjanya.
"Perasaan ini harus sama. Kita harus mengerti ini.
Jangan biasa-biasa saja, jangan linear, jangan menganggap ini normal. Bahaya
sekali kita, saya lihat masih banyak kita yang menganggap ini normal,"
kata Presiden Jokowi dengan nada tinggi, saat menyampaikan arahan dalam sidang
kabinet paripurna, di Istana Negara pada 18 Juni 2020.
Video arahan Presiden Jokowi tersebut baru dikeluarkan oleh
Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden pada "channel"
Youtube Sekretariat Presiden pada Minggu.
Dalam arahan tersebut, Presiden Jokowi bahkan membuka opsi
"reshuffle" menteri atau pembubaran lembaga yang masih bekerja
biasa-biasa saja.
"Bisa saja, membubarkan lembaga, bisa saja 'reshuffle'.
Sudah kepikiran ke mana-mana saya, entah buat perppu (peraturan pemerintah
pengganti undang-undang) yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan.
Karena memang suasana ini harus ada, kalau bapak ibu tidak merasakan itu
sudah," kata Presiden Jokowi sambil mengangkat kedua tangannya.